Terulang lagi apa yang dulu terjadi, bahkan sekarang lebih parah. PSSI induk sepak bola di Indonesia terbelit masalah yang sama seperti saat kepemimpinan Nurdin Halid. Sekarang pada kepemimpinan Johar Arifin masalah lebih parah. Jika dulu karena kurangnya prestasi Timnas dan ada 2 kompetisi yang berjalan. Sekarang adanya dua kompetisi itu terulang kembali hingga membuat Rahmad Dramawan Mengundurkan diri dari kursi Pelatih Timnas U23.
Berawal dari ketidak puasan beberapa klub yang hendak mengikuti Liga Indonesia dengan nama Liga Prima Indonesia (LPI) , ketidak puasan itu bukannya tidak beralasan, beberapa klub yang merasa tidak puas itu disebabkan adanya 24 Tim peserta liga. Enam klub yang dimasukkan sebagai tambahan adalah beberapa klub yang pada musim lalu mengikuti Liga Premier Indonesia.
Banyak protes yang dilayangkan kepada PSSI, namun PSSI hanya diam seribu bahasa. Alasan ditolaknya Liga dengan 24 Tim adalah lamanya waktu Turnamen dan jadwal yang padat. Bisa dibayangkan jika Kompetisi di Indonesia diikuti 24 Tim, pasti akan memakan waktu setahun lebih.
Maka sebagai protes dari klub-klub yang tidak puas dengan Kepemimpinan Johar Arifin, mereka mengikuti Kompetisi Liga Super Indonesia yang telah lama bergulir dan pada dasarnya PSSI masih terikat Kontrak dengan Badan Liga Indonesia yang melaksanakan Liga Super Indonesia.
Dengan adanya Liga Super Indonesia yang lebih diminati klub-klub elit seperti Persija, Persib, Sriwijaya FC, dan Persipura, PSSI tak tinggal diam, sekarang ganti PSSI yang dipimpin oleh Johar Arifin yang mengeluarkan ancaman akan mendenda klub-klub Peserta Liga Super hingga tidak memanggil pemain-pemain yang mengikuti kompetisi Liga Super Indonesia.
Ancaman itu tak pelak mendapat protes keras dari Pelatih Timnas U23 Rahmad Darmawan. RD (Sebutan dari Rahmad Darmawan) berperang mulut denga pimpinan PSSI sekarang. Dia mengatakan bahwa seorang pemain memiliki kebebasan dalam memilih klub yang akan dibela. Apabila klub tersebut melenceng dari PSSI adalah tanggung jawab penuh dari Tim yang dibela dan bukan kesalahan dari pemain karena pemain telah terikat kontrak dengan klub tersebut.
Merasa tidak mendapat tanggapan RD yang telah membawa Timnas U23 menjadi Runner-Up Sea games pun mengundurkan diri dari jabatannya sebagai pelatih Timnas U23, karena ia merasa tidak memiliki kebebasan untuk memilih pemain yang akan membela Timnas U23.
Konflik berkepanjangan ini layaknya menjadi evaluasi bagi PSSI, agar bias mendengar klub-klub yang menjadi anggotanya. Bukannya seolah menutup telinga dan matanya untuk kepentingan sekelompok orang semata. Tak selayaknya PSSI bertingkah seperti anak-anak yang selalu menuruti egonya.