Ada-ada saja di Indonesia ini. Penjara yang seharusnya membuat jera, kini bisa disulap menjadi tempat yang nyaman dihuni, bahkan dengan fasilitas yang lengkap, mulai dari pendingin udara, TV, hingga yang paling parah terjadi praktek prostitusi dipanjara.
Setelah Artalyta Suryani yang tertangkap basah sedang melakukan perawatan di Rutan Pondok Bambu, kini terungkap satu kasus lagi. Ialah Syaripudin S Pane, yang ditahan pada tahun 2008 telah merekam sebanyak 27 slot film yang berisi fasilitas di Rutan Salemba lewat ponselnya.
Dalam surat kabar “Warta Kota” dijelaskan, menurut Saripudin S Pane, untuk memperoleh kamar mewah dari tahanan dipenjara masuk hingga bebas dipungut uang sebesar 30 juta rupiah, dan uang kebersihan, keamanan, serta listrik sebesar 1.250.000 rupiah.
Kalau seperti itu, dipenjara di Lembaga Permasyarakatan sama saja dengan menginap dihotel. Karena kamar bisa dipesan, fasilitas memadahi, dapat bonus bisa pesan perempuan dengan tarif 50 ribu per 20 menit tapi ditoilet Rutan, untuk yang berduit tarifnya 500 ribu per jam yang lokasinya di Ruang kerja staf karyawan yang berada dilantai 2 Rutan Salemba.
Pada Selasa 22 November 2011 malam sedikit saya mendengar dari dialog yang disu=iarkan salah satu TV Swasta mengatakan bahwa, sejak 30 tahun yang lalu banyak tahan yang merasa lebih nyaman berada dirutan. Karena hidup dirutan lebih terjamin dari pada hidup diluar yang harus pontang-panting bekerja.
Jika kedaannya begini bagaimana tahanan bisa jerah?. Pengawasan dari pihak-pihak terkait harusnya lebih ditekankan agar kejadian tersebut tidak terulang lagi. Jntuk tahanan yang kurang memiliki kreatifitas seharusnya dilatih agar ketika bebas mereka tidak menganggur. Dan bisa diterima di masyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar
Trima kasih...