Kejadian ini berawal ketika Yolanda ingin menenangkan teman-temannya yang rebut di dalam kelas. Dalam usahanya menenangkan kelas ia melakukan segala cara, bahkan ia memukul-mukul meja yang naasnya kepala sekolahnya berada di ruangan sebelahnya. Dan mengira bahwa Yolanda yang menyebabkan kegaduhan itu. Tanpa banyak pikir dua kali tamparan dilayangkan ke pipi Yolanda.
Kasihan sekali Yolanda, berniat menenangkan temannya yang sedang gaduh, malah Yolanda sendiri yang terkena batunya dengan mendapatkan tamparan dari kepala sekolahnya. Namun, sang kepala sekolah pun itu ia lakukan karena Yolanda tidak menjawab ketika ia ditanya siapa yang memukul-mukul bangku.
Namun seharusnya tidak usah ada kekerasan yang terjadi didalam dunia pendidikan. Apalagi hingga membuat siswa yang mengalami kekerasan tersebut menjadi trauma masuk sekolah. dan dimana kewibaan seorang kepala sekolah hingga tega memukul sisiwanya yang baru duduk di kelas tiga SD, apalagi ia perempuan.
Beginilah potret pendidikan di Indonesia, satu masalah belum selesai ada lagi masalah yang menghampiri. Di daerah lain ada siswa yang sekolahnya di segel Wali Kota, di tempat lain pula terjadi kekerasan.
Perploncoan dalam MOS sedikit demi sedikit sudah teratasi, kini malah kepala sekolah yang melakukan kekerasan