Musim kampanye sudah hampir berakhir...
Sekarang tinggal menunggu bagaimana pemilu yang akan kita jalani, dan bagaimana reaksi para masyarakat awam yang ada di kampung dan desa-desa terpencil?. Apakah mereka bisa mengetahui bagaimana cara pemilihan?. karena kita tau sendiri bagaimana cara pemilihan yang telah dirubah. Dari cara mencoblos menjadi mencontreng, yang mungkin semakin sulit. Kita lihat saja orang yang sudah tua atau orang yang sedang berada di rumah sakit. apakah mereka mampu mencontreng? bagi orang tua yang sudah agak sulit mengerti, bolpoin yang sudah ada di tangan bukannya di buat untuk mencontreng, tapi bisa-bisa nanti di buat untuk mencoblos. Karena pengalaman yang dulu dilakukan yakni dengan mencoblos.
Kadang saya heran,, kenapa banyak sekali caleg yang terdaftar dalam pemilihan legislatif kali ini. apakah mereka terlalu demokrasi hingga tidak percaya dengan rekan satu partainya. Saya melihat di daerah saya, saya menemui partai yang mempunyai 9 caleg, kalikan saja dengan partai yang ada yakni 34 partai nasional dan 4 partai lokal yang ada di Aceh. Jumlahnya dan berapa Rupiahkah yang sudah terkucur hanya untuk iklan dan baliho yang ada dipinggir jalan yang saya rasa hanya merusak keindahan kota.
Andai saja dana sebanyak itu digunakan untuk dana pendidikan, berapa sekolahan kah yang akan lebih bagus dan tidak rapuh. Sebagai contoh, kita lihat saja ketika para caleg sedang asyik-asyiknya mengucurkan dana untuk kampanye, salah satu SD NEGERI di kota Malang malah kursi yang seharusnya menjadi fasilitas mereka diambil oleh pihak meubel. Lalu di mana perhatian perintah, apa mereka semua izin untuk kampanye? memang pemilu dan politik yang aneh.
Ada lagi keanehan yang muncul, ketika partai oposisi yang sedang kampanye ternyata salah satu caleg yang sedang berorasi di turunkan secara paksa. hanya gara-gara ketika beorasi mengatakan bahwa PDIP adalah partai yang tidak besar Sunarto (caleg PDIP) langsung diturunkan secara paksa. kejadian itu terjadi di Mojokerto dan pada acara itu Megawati pun datang untuk memeriahkan kampanye itu. Berita yang didapatkan dari situs okezone.com itu cukup membuat saya heran.
Yah itulah potret panggung politik Indonesia, yang hanya mementingkan uang dan kekuasaan, serta nama besar partainya. Dan tak lupa pula, di manapun Megawati berada pasti mengirimkan pesan manis kepada pemerintahan SBY. Megawati mengatakan, ketika dia sudah tidak menjadi presiden lagi harga-harga sembako naik.
Lain Megawati, lain pula Rizal Ramli yang mengkritisi dana-dana pemilu yang dikeluarkan SBY. yang jumlahnya ratusan Milyar. Serta masa cuti SBY yang lumayan panjang. dari sumber yang sama juga saya mendapatkan berita tentang pertanyaan yang di lontarka oleh Rizal Ramli.
Yah.. mungkin itu cukup menjadi acuan kita tentang PEMILU 2009. yang aneh tapi lucu.
1 komentar:
aQ setuju ma u pemilu sekarang tambah aneh mulai dari partainya yang banyak bangetz, surat suaranya besar trus para calegnya itu lho yang aq ga' ngerti sama sekali......
Posting Komentar
Trima kasih...